Langsung ke konten utama

Postingan

Postingan Terbaru

Cak Nur dan Perjuangan : Sebuah Nilai Dasar

Cak Nur dan Perjuangan : Sebuah Nilai Dasar Oleh: Nanang Kurniawan Pandangan Cak Nur ini kemudian diaplikasikan dalam konteks perjuangan HMI, mengarah pada perumusan beberapa nilai dasar perjuangan yang relevan dengan tuntutan zaman. Beberapa nilai dasar tersebut antara lain: Toleransi dan Pluralisme: Cak Nur menekankan pentingnya menerima perbedaan dan keberagaman dalam masyarakat. Dia berpendapat bahwa pluralisme adalah kekayaan yang harus dijaga dan bukan sebagai ancaman. Dalam konteks HMI, nilai ini tercermin dalam semangat persaudaraan dan inklusivitas organisasi, di mana anggota HMI berasal dari latar belakang budaya, suku, dan agama yang beragam. Dialog Antar agama dan Antar budaya: Cak Nur menekankan perlunya menjalin dialog dan komunikasi yang aktif antara berbagai agama dan budaya. Dialog ini dapat membantu memahami satu sama lain, mengatasi perbedaan, dan menciptakan harmoni di tengah-tengah masyarakat yang heterogen. HMI mempromosikan dialog antaragama dan antarbudaya sebag
Postingan terbaru

Konfrontasi Kesehatan Masyarakat: Integrasi Menuju Pembentukan Paradigma Sehat

Konfrontasi Kesehatan Masyarakat: Integrasi Menuju Pembentukan Paradigma Sehat Oleh : Nanang Kurniawan Kesehatan masyarakat merupakan aspek krusial dalam kehidupan suatu negara. Hal ini tidak hanya mencakup pencegahan penyakit, tetapi juga peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, kesehatan masyarakat menghadapi berbagai konfrontasi, mulai dari penyebaran penyakit menular, gaya hidup tidak sehat, hingga keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Dalam konteks ini, penting untuk merumuskan strategi integrasi menuju paradigma sehat yang berkelanjutan. Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi yang besar dan keragaman geografis, menghadapi berbagai tantangan dalam bidang kesehatan masyarakat. Berikut adalah beberapa konfrontasi utama yang perlu ditangani: 1. Penyakit Menular dan Wabah:    Penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan tuberkulosis tetap menjadi ancaman serius. Selain itu, pandemi COVID-19 memberikan pelajaran penting tent

Mahasiswa Pembebas: Mendorong Perubahan Progresif Menuju Emansipasi

Mahasiswa Pembebas: Mendorong Perubahan Progresif Menuju Emansipasi Oleh: Alfina Widya Azizah Saiful Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan merupakan wadah untuk menampung, mendapatkan, menyalurkan dan mengembangkan berbagai keterampilan serta pengetahuan. Dalam hal tersebut pun sudah seharusnya pendidikan dilingkupi oleh kebebasan bagi pemiliknya, yaitu peserta didik yang mana mahasiswa termasuk didalamnya. Namun ironinya,  pendidikan di Indonesa saat ini cukup berantakan dengan berbagai permasalahan yang dapat dilihat dari tiga kejadian paling mencoreng. Pertama, diskriminasi dalam belajar. Kedua, berbagai tindak kekerasan baik fisik maupun psikis didalam lingkup sekolah atau universitas. Dan ketiga, perilaku amoral yang dilakukan oleh oknum-oknum dari berbagai stake-holder sekolah atau universitas. Diskriminasi di dunia pendidikan saat ini semakin kuat. Realita sosial saat ini menjadi fakta bahwa ketimpangan akibat privatisasi p

Ahmad Wahib; Sebuah Konsep Untuk Menanggapi Konfrontasi Pemikiran

Ahmad Wahib; Sebuah Konsep Untuk Menanggapi Konfrontasi Pemikiran Oleh : Nanang Kurniawan      Akal meniscayakan adanya tindakan ataupu gerak yang akan dilakukan. Ketidakmampuan akses akan ilmu pengetahuan, konsep bahasa, konsep sosial merupakan sebuah keterbatasan ilmu. Akan tetapi, apakah karena ketidakmampuan akses tersebut akan membatasi konsepsi akan haus belajar dari kita? menjawab pertanyaan ini, tentu tidak. Konsep keterbatasan sejatinya digaris oleh diri kita sendiri, seberapa pentingkah menghafal semua isi buku yang kita baca? bukankah dialog antara kita dengan hal yang dituangkan pada sebuah bacaan merupakan sebuah transformasi atas garis batasan akan sebuah akses ilmu pengetahuan itu sendiri. Harapan dalam pemaknaan bacaan tentunya merupakan hal yang kita dambakan, akan tetapi apakah hal tersebut yang akan selalu membatasi pemilkiran kita terkait sebuah konsep pemahaman untuk mencapai transformasi ilmu pengetahuan? tentu tidak.      Himpunan Mahasiswa Islam, apakah merupaka

Gerakan Progresif Emansipatoris Mahasiswa

Gerakan Progresif Emansipatoris Mahasiswa Oleh: A. Dian Mustika Anugrah      Banyak pergerakan mahasiswa saat ini dianggap anarkis oleh sebagian masyarakat karena beberapa faktor tertentu. Contohnya, ketika mereka terlibat dalam demonstrasi yang melanggar hukum atau peraturan yang berlaku, seperti tindakan kekerasan yang mengakibatkan kerusakan pada properti umum atau milik pribadi, hal ini sering kali menyebabkan persepsi anarkis dari pihak masyarakat. Dampak dari perilaku tersebut adalah menciptakan perasaan ketidakamanan dalam masyarakat dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, sehingga muncul pandangan negatif terhadap gerakan tersebut. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua gerakan mahasiswa dianggap anarkis oleh seluruh masyarakat. Persepsi ini bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana demonstrasi tersebut dilaporkan dalam media atau dalam diskusi publik, serta oleh tindakan dan pandangan yang terjadi selama pergerakan. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang mend

Pendidikan Inklusif & Membebaskan, Menghapus Batasan: Pendidikan Yang Membebaskan

Pendidikan Inklusif & Membebaskan, Menghapus Batasan: Pendidikan Yang Membebaskan Oleh : Nur Latifah Sa'ada Pendidikan merupakan kunci dalam proses pemahaman dunia. Melalui pendidikan, individu diberikan akses tak ternilai terhadap beragam pengetahuan yang mendasar, memungkinkan individu untuk merenungkan dan menganalisis kompleksitas dunia sekitar. Pendidikan tidak hanya menyentuh seseorang pada konsep ilmiah dan matematika yang mendasar, tetapi juga pada sejarah, budaya, dan seni, yang membantu menguraikan lapisan-lapisan pemahaman yang lebih dalam tentang masyarakat dan peradaban. Dalam era informasi yang berkembang pesat, pendekatan pendidikan yang bersifat tradisional mungkin tidak lagi sepenuhnya relevan atau memadai. Dalam konteks ini, pendidikan harus mengalami transformasi yang lebih dalam dan dinamis. Pembelajaran tidak boleh lagi hanya menjadi proses pengiriman informasi, tetapi harus fokus pada pengembangan keterampilan kritis, seperti pemikiran kreatif dan kemampua

Merawat Kesehatan Mental Untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Merawat Kesehatan Mental Untuk Masa Depan yang Lebih Sehat Oleh : Reski Kesehatan mental akhir-akhir ini banyak menyita perhatian di masyarakat. Mulai dari berita mahasiswa yang ditemukan tewas karena gantung diri, kejadian penganiayaan ke junior di sekolah yang mengakibatkan trauma mendalam bagi korban, depresi karena mengalami kejadian luar biasa dalam hidupnya dan masih banyak lagi. Word Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa depresi saat ini menempati peringkat keempat sebagai penyakit terkemuka di dunia dan diproyeksikan akan menjadi permasalahan utama dalam gangguan kesehatan. Isu bunuh diri juga telah menjadi masalah serius dalam domain kesehatan masyarakat. Dimana berdasarkan data dari WHO tahun 2019 bahwa sekitar 800.000 orang meninggal setiap tahun akibat bunuh diri di seluruh dunia dengan tingkat kejadian yang lebih tinggi pada kelompok usia muda. Di kawasan Asia Tenggara, tingkat bunuh diri tertinggi tercatat di Thailand (12,9 per 100.000 populasi), diikuti oleh Sing

Dari Papua Hingga Gaza : “Matinya Kemanusiaan Kita”

Dari Papua Hingga Gaza : “Matinya Kemanusiaan Kita” Oleh : Muhammad Raid Nabhan Pada tahun 1999, tidak berselang lama setelah Soeharto menyatakan mundur dan reformasipun dimulai, Ben Anderson menulis refleksi pendeknya tentang nasionalisme di Indonesia Judulnya: “Indonesian Nationalism Today and the Future” (Nasionalisme Indonesia Hari Ini dan Esok). Dua puluh tahun berlalu, ketika dibuka dan dibaca kembali tulisan tersebut, saya begitu terkesima dengan kemampuannya membaca nasionalisme Indonesia hari ini, dua dekade setelah tulisan itu terbit di jurnal progresif terkemuka New Left Review. Ben mengingatkan kita pada dua kesalahpahaman umum yang muncul di Indonesia dalam memahami nasionalisme. Pertama, nasionalisme jarang dipahami sebagai  warisan masa revolusi kemerdekaan yang telah lama terjadi. Hal kedua yang disampaikannya adalah kekeliruan pemikiran yang menyamakan bangsa  dan negara, dengan anggapan bahwa nasionalisme dipahami identik dengan negara itu sendiri. Menurutnya, nasiona

Meneropong Peran Calon Generasi Emas Indonesia Dalam Pemilu 2024

Meneropong Peran Calon Generasi Emas Indonesia Dalam Pemilu 2024 Oleh : Dandy Khalil Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi mahasiswa Islam terbesar dan tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 5 Februari 1947. Meskipun telah lama berdiri, HMI tetap aktif beradaptasi dengan perubahan masyarakat serta menjaga eksistensinya. Di tengah kompleksitas dan dinamika kehidupan, tujuan utama HMI adalah mencapai konsep "Insan Cita," yang menggambarkan individu yang memiliki dimensi akademis, kreatif, berjiwa Islami, dan bertanggung jawab terhadap terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Manifesto HMI di Era Society 5.0 menitikberatkan pada pentingnya orientasi humanistik dan implementasi praktis dalam merespons tuntutan zaman. Komitmen HMI melibatkan kader-kader berbakat dari berbagai bidang, menekankan kolaborasi dan inovasi guna mewujudkan ide-ide yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Ini mencerminkan fleksibilitas HMI dalam menghadapi perubahan