Langsung ke konten utama

Postingan

Postingan Terbaru

Free Palestine Until Palestine is Truly Free

Free Palestine Until Palestine is Truly Free oleh Alya Citra Ramadhani Konflik di Palestina terus berlanjut dengan  intensitas yang semakin meningkat , menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi rakyatnya. Setiap kali ketegangan meningkat, warga sipil menjadi pihak yang paling menderita dan terperangkap di antara serangan militer dan pembatasan yang mengisolasi mereka. Meskipun media sering kali fokus pada peristiwa-peristiwa besar, kenyataan di lapangan jauh lebih menyakitkan—kehidupan sehari-hari yang dipenuhi ketakutan, kehilangan, dan harapan yang semakin sirna. Sengketa yang telah berlangsung lebih dari tujuh dekade ini bukan hanya soal klaim wilayah, tetapi juga berkaitan dengan hak-hak dasar, kebebasan, dan martabat manusia. Setiap serangan yang terjadi, setiap rumah yang hancur, dan setiap nyawa yang melayang hanya semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan. Palestina, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi warganya, malah menjadi medan perte...
Postingan terbaru

Indonesia Gelap

Indonesia Gelap Oleh  Yusron Afdal Mahdy M             "Gelap" dalam konteks ini bukan semata-mata ketiadaan cahaya, melainkan simbol dari ketidakpastian, kekecewaan, dan kehilangan arah. Ketika mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan membawa atribut hitam sebagai simbol protes mereka, itu bukan hanya ekspresi kemarahan terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa mereka merasa "tergelapkan" oleh sistem yang tidak lagi berpihak pada mereka.           Pemangkasan anggaran pendidikan menjadi salah satu isu utama dalam demonstrasi ini. Pendidikan, dalam falsafah bangsa, adalah cahaya yang menerangi jalan menuju kemajuan. Ketika anggaran pendidikan dipangkas, itu bukan hanya soal angka-angka di atas kertas; itu adalah pukulan terhadap cita-cita bangsa untuk mencerdaskan kehidupan rakyatnya. Dalam konteks falsafah, pendidikan adalah medium untuk membebaskan manusia dari belenggu ketidaktahuan. Pemoton...

Neoliberalisme Kesehatan: Antara Komodifikasi dan Kesejahteraan Publik

Neoliberalisme Kesehatan: Antara Komodifikasi dan Kesejahteraan Publik Oleh Muh. Gilang Bhayangkara Neoliberalisme dalam sektor kesehatan telah menggeser layanan kesehatan dari hak dasar manusia menjadi komoditas yang tunduk pada mekanisme pasar. Privatisasi rumah sakit dan dominasi perusahaan farmasi menyebabkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas semakin ditentukan oleh kemampuan ekonomi. Masyarakat miskin menjadi kelompok yang paling dirugikan akibat mahalnya biaya perawatan dan obat-obatan. Selain itu, budaya korporatisasi fasilitas kesehatan juga menempatkan pasien sebagai konsumen dan layanan medis sebagai barang dagangan. Meski neoliberalisme dianggap mendorong efisiensi dan inovasi, tanpa regulasi yang kuat, sistem ini justru memperlebar kesenjangan sosial. Oleh karena itu, negara perlu hadir untuk memastikan kesehatan tetap menjadi hak universal yang dapat diakses semua kalangan tanpa diskriminasi ekonomi

Solusi Penyelesaian Kacamata Sosialisme

  Solusi Penyelesaian Kacamata Sosialisme Oleh M. Rahmat Zikrullah Falsafah sosialisme dari sudut etimologi berasal dari kata Latin "sociare" atau "socius," yang berarti menggabungkan atau berbagi. Dari sudut pandang sosio-ekonomi, gagasan sosialisme bertentangan dengan sistem ekonomi kapitalis. Sosialisme juga merupakan ideologi dan gerakan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup melalui metode kolektif, dengan menciptakan sistem sosio-ekonomi yang menasionalisasi harta pribadi yang berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep sosialisme berupaya menciptakan masyarakat yang adil dalam sistem ekonomi. Seperti yang dinyatakan oleh Czepczynski dalam "Cultural Landscapes of Post-Socialist Cities: Representation of Powers and Needs" terkait konsep sosialisme. Sosialisme Islam menawarkan solusi dengan mencontohkan nilai-nilai asli Islam, seperti cinta pada keadilan, penentangan terhadap penindasan, dan keyakinan pada transendensi Allah Swt secara makrokosmis ...

Indonesia dan Queens

  Indonesia dan Queens Oleh Muh. Azizul Hakim Di tengah hutan beton yang dihiasi spanduk raksasa dan janji-janji politik yang melayang seperti jaring laba-laba di tiang listrik, pilkada di Indonesia menjelma menjadi arena yang lebih berbahaya daripada jalanan Queens di malam hari. Spider-Man, yang biasa bergelantungan di antara gedung-gedung tinggi untuk menangkap kriminal, kali ini mungkin akan kebingungan, bukan karena musuhnya lebih kuat, tapi karena kejahatan di sini tak bisa dihadapi dengan sekadar jaring dan ketangkasan. Transaksi politik di balik layar, kampanye hitam yang mengiris nurani, serta politik uang yang merajalela telah menjadikan satu suara lebih berharga dari keringat harian buruh kecil. Bayangkan, Peter Parker menyusuri lorong-lorong Kota Makassar, lalu menemukan kenyataan bahwa satu suara dihargai Rp500 ribu. Bagi rakyat, uang sebanyak itu adalah penyambung hidup, untuk beras, bayar listrik, atau ongkos sekolah anak. Bagaimana Spider-Man bisa menyelamatkan mere...

Rumah Kecil di Tanah Merdeka

Rumah Kecil di Tanah Merdeka Oleh Putri Damayanty   Nak, dengarkan ibu dengan seksama   sebab suara bisikan ini harus lebih hening daripada malam Genggam bambu runcing mu dengan penuh keyakinan Heningnya malam tidak menyimpan ketenangan Matamu harus lebih tajam daripada elang tetap terjaga sebab doa ibu tidak akan cukup menjagamu malam ini Telapak tanganmu akan dipenuhi darah Kotor, hina, dan berdosa Tetapi nak, ada harga yang harus dibayar untuk sebuah kebebasan Wajah Ayah dan ibu serta dirimu akan menjadi satu bersama gelapnya malam Tetapi nak, tidak apa selama tanah ini akan bebas dari mereka yang menginjak si lemah Kelak dari tanah ini akan lahir kebebasan Kamu dapat menanam apa saja disana Mungkin saja disana akan ada rumah kecil kita Dengan sapi dan padi yang menguning di sawah milik ayah Warung kecil milik ibu, serta sekolah yang layak bagimu Tidak ada darah dan mayat manusia tidak berdosa menghiasi jalannya Nak, mari usahakan rumah kecil itu Sekalipun kebebasan tanah i...

Cak Nur dan Perjuangan : Sebuah Nilai Dasar

Cak Nur dan Perjuangan : Sebuah Nilai Dasar Oleh: Nanang Kurniawan Pandangan Cak Nur ini kemudian diaplikasikan dalam konteks perjuangan HMI, mengarah pada perumusan beberapa nilai dasar perjuangan yang relevan dengan tuntutan zaman. Beberapa nilai dasar tersebut antara lain: Toleransi dan Pluralisme: Cak Nur menekankan pentingnya menerima perbedaan dan keberagaman dalam masyarakat. Dia berpendapat bahwa pluralisme adalah kekayaan yang harus dijaga dan bukan sebagai ancaman. Dalam konteks HMI, nilai ini tercermin dalam semangat persaudaraan dan inklusivitas organisasi, di mana anggota HMI berasal dari latar belakang budaya, suku, dan agama yang beragam. Dialog Antar agama dan Antar budaya: Cak Nur menekankan perlunya menjalin dialog dan komunikasi yang aktif antara berbagai agama dan budaya. Dialog ini dapat membantu memahami satu sama lain, mengatasi perbedaan, dan menciptakan harmoni di tengah-tengah masyarakat yang heterogen. HMI mempromosikan dialog antaragama dan antarbudaya sebag...

Konfrontasi Kesehatan Masyarakat: Integrasi Menuju Pembentukan Paradigma Sehat

Konfrontasi Kesehatan Masyarakat: Integrasi Menuju Pembentukan Paradigma Sehat Oleh : Nanang Kurniawan Kesehatan masyarakat merupakan aspek krusial dalam kehidupan suatu negara. Hal ini tidak hanya mencakup pencegahan penyakit, tetapi juga peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, kesehatan masyarakat menghadapi berbagai konfrontasi, mulai dari penyebaran penyakit menular, gaya hidup tidak sehat, hingga keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Dalam konteks ini, penting untuk merumuskan strategi integrasi menuju paradigma sehat yang berkelanjutan. Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi yang besar dan keragaman geografis, menghadapi berbagai tantangan dalam bidang kesehatan masyarakat. Berikut adalah beberapa konfrontasi utama yang perlu ditangani: 1. Penyakit Menular dan Wabah:    Penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan tuberkulosis tetap menjadi ancaman serius. Selain itu, pandemi COVID-19 memberikan pelajaran pen...

Mahasiswa Pembebas: Mendorong Perubahan Progresif Menuju Emansipasi

Mahasiswa Pembebas: Mendorong Perubahan Progresif Menuju Emansipasi Oleh: Alfina Widya Azizah Saiful Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan merupakan wadah untuk menampung, mendapatkan, menyalurkan dan mengembangkan berbagai keterampilan serta pengetahuan. Dalam hal tersebut pun sudah seharusnya pendidikan dilingkupi oleh kebebasan bagi pemiliknya, yaitu peserta didik yang mana mahasiswa termasuk didalamnya. Namun ironinya,  pendidikan di Indonesa saat ini cukup berantakan dengan berbagai permasalahan yang dapat dilihat dari tiga kejadian paling mencoreng. Pertama, diskriminasi dalam belajar. Kedua, berbagai tindak kekerasan baik fisik maupun psikis didalam lingkup sekolah atau universitas. Dan ketiga, perilaku amoral yang dilakukan oleh oknum-oknum dari berbagai stake-holder sekolah atau universitas. Diskriminasi di dunia pendidikan saat ini semakin kuat. Realita sosial saat ini menjadi fakta bahwa ketimpangan akibat privatisa...