Langsung ke konten utama

Gerakan Progresif Emansipatoris Mahasiswa

Gerakan Progresif Emansipatoris Mahasiswa

Oleh: A. Dian Mustika Anugrah

    Banyak pergerakan mahasiswa saat ini dianggap anarkis oleh sebagian masyarakat karena beberapa faktor tertentu. Contohnya, ketika mereka terlibat dalam demonstrasi yang melanggar hukum atau peraturan yang berlaku, seperti tindakan kekerasan yang mengakibatkan kerusakan pada properti umum atau milik pribadi, hal ini sering kali menyebabkan persepsi anarkis dari pihak masyarakat. Dampak dari perilaku tersebut adalah menciptakan perasaan ketidakamanan dalam masyarakat dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, sehingga muncul pandangan negatif terhadap gerakan tersebut. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua gerakan mahasiswa dianggap anarkis oleh seluruh masyarakat. Persepsi ini bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana demonstrasi tersebut dilaporkan dalam media atau dalam diskusi publik, serta oleh tindakan dan pandangan yang terjadi selama pergerakan. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang mendesak untuk membentuk gerakan mahasiswa yang progresif dan emansipatoris, yang mengedepankan pendidikan, dialog, dan taktik damai dalam upaya mencapai perubahan yang positif. Dengan pendekatan yang lebih konstruktif, gerakan ini dapat membangun dukungan yang lebih luas di masyarakat dan menciptakan dampak yang lebih positif pada isu-isu yang mereka perjuangkan.

    Pendekatan emansipatoris dalam pendidikan adalah sebuah kerangka kerja yang mendalam dan berkelanjutan yang memberikan mahasiswa ruang untuk mengeksplorasi dan mengalami berbagai aspek pembelajaran. Ini tidak hanya tentang menyampaikan informasi kepada mereka, tetapi juga tentang memungkinkan mereka untuk aktif terlibat dalam proses belajar-mengajar. Di bawah pendekatan ini, mahasiswa diberdayakan untuk menggali beragam topik dan isu, serta untuk merumuskan pertanyaan kritis tentang realitas yang ada di sekitar mereka.

    Selama proses pembelajaran, mahasiswa didorong untuk berpikir kritis dan analitis terhadap masalah yang mereka temui. Mereka diajarkan untuk mengidentifikasi akar masalah, mengevaluasi berbagai solusi yang mungkin, dan mengambil tindakan yang sesuai. Pendekatan ini menciptakan lingkungan di mana mahasiswa dapat mengasah keterampilan kritis mereka, seperti pemecahan masalah, analisis, dan evaluasi, yang akan berguna dalam kehidupan mereka di luar kelas. Selain itu, pen dekatan emansipatoris juga menghubungkan pembelajaran dengan realitas sosial dan politik yang ada di masyarakat. Mahasiswa diajak untuk memahami dan mengkritisi isu-isu penting dalam masyarakat, seperti ketidaksetaraan, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, dan kampanye penyuluhan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu ini. Tidak hanya itu, mahasiswa juga berpotensi bekerja sama dengan individu dan kelompok lain yang memiliki tujuan yang sama untuk mencapai kebebasan individu, kesetaraan, dan hak asasi manusia. Mahasiswa diharapkan dapat  menjadi agen perubahan yang aktif dalam masyarakat, berjuang untuk menghilangkan ketidaksetaraan, diskriminasi, dan penindasan, serta mendorong perubahan positif yang lebih luas.

    Pendekatan emansipatoris dalam pendidikan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang membekali mahasiswa dengan alat pemikiran kritis dan keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dalam masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah pendekatan yang kuat yang memiliki potensi untuk menginspirasi perubahan sosial dan kebijakan yang lebih inklusif dan progresif. Dalam rangka memulai perubahan yang substansial, langkah pertama yang harus diambil adalah refleksi diri yang mendalam. Dengan kesadaran terhadap isu-isu sosial yang merayap dalam masyarakat, individu-individu dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif. Selanjutnya, penting untuk mendalami akar masalah yang terkait dengan isu-isu tersebut. Ini melibatkan penelitian, dialog, dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengidentifikasi penyebab sebenarnya dari permasalahan tersebut.

    Ketika pemahaman yang lebih dalam tentang realitas sosial telah tercapai, individu-individu yang memiliki pandangan serupa dapat bergabung dalam sebuah gerakan sosial yang lebih besar. Solidaritas dan kesatuan dalam perjuangan emansipatoris menjadi kunci untuk mencapai pembebasan masyarakat dari beban isu-isu sosial yang melilit. Bersama-sama, mereka dapat merancang strategi dan tindakan konkret, mulai dari pendidikan publik hingga kampanye sosial dan advokasi kebijakan, yang bertujuan untuk mengatasi akar permasalahan dan menciptakan perubahan positif yang lebih luas dalam masyarakat. Dengan cara ini, kita dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih adil, berkelanjutan, dan bebas dari masalah-masalah sosial yang meresahkan.

    Dalam mengembangkan gerakan emansipatoris, langkah-langkah yang telah disebutkan di atas adalah landasan yang kuat. Namun, ada elemen-elemen tambahan yang dapat membantu memperkuat gerakan ini. Pertama, penting untuk memahami bahwa isu-isu sosial, politik, atau hak asasi manusia seringkali kompleks dan multifaset. Oleh karena itu, analisis yang mendalam dan penelitian yang cermat perlu dilakukan untuk merinci akar masalah dan dampak yang terkait. Ini memungkinkan gerakan untuk mengidentifikasi titik-titik intervensi yang paling efektif. Selanjutnya, dalam menyelenggarakan seminar dan diskusi, perlu diberikan penekanan pada pendidikan publik dan kesadaran masyarakat. Membuat strategi komunikasi yang kuat dan efektif sangat penting untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Dalam era digital, penggunaan media sosial dan platform online dapat memperluas jangkauan informasi. Ketika mengorganisir protes atau demonstrasi, perlu menjaga agar kegiatan tersebut tetap damai dan sesuai dengan hukum. Keamanan peserta dan pesan yang ingin disampaikan harus diutamakan.

    Selanjutnya, pembentukan aliansi dengan kelompok lain dapat memperkuat gerakan dan memaksimalkan pengaruhnya. Aliansi dapat memberikan sumber daya tambahan, dukungan politik, dan kekuatan bersama dalam mendorong perubahan. Terakhir, evaluasi yang sistematis dan berkelanjutan terhadap kemajuan gerakan sangat penting. Ini melibatkan pemantauan dan pengukuran terhadap pencapaian tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Jika ditemukan kelemahan atau hambatan, gerakan harus siap untuk mengubah strategi dan tindakan sesuai dengan kondisi yang berkembang. Dengan pendekatan yang terstruktur dan adaptif seperti ini, gerakan emansipatoris memiliki potensi untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam masyarakat, dan melibatkan partisipasi aktif individu dalam membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan