Langsung ke konten utama

Master Plan Ketua Umum HmI Komisariat Kesmas Unhas Cabang Makassar Timur Periode 1443 - 1444 H

 

MASTER PLAN

KETUA UMUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

KOMISARIAT KESEHATAN MASYARAKAT

CABANG MAKASSAR TIMUR

PERIODE 1443 - 1444 HIJRIAH

 

Berkas:Lambang HMI (Original).png - Wikipedia bahasa Indonesia,  ensiklopedia bebas

 

OLEH

ARDYANSYAH SAPUTRA BASRI


 

CURRICULUM VITAE

 

Nama Lengkap            : Ardyansyah Saputra Basri

Nama Panggilan          : Ardy

TTL                             : Sugihwaras, 10 Juli 2000

Alamat                         : Sekretariat Maperwa FKM Unhas

 

Riwayat Pendidikan   : SDN Inpres 029 Sumberjo

                                    : SMP Negeri 5 Wonomulyo

                                    : SMA Negeri 1 Wonomulyo

                                    : FKM Unhas, Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 

Riwayat Organisasi     : HmI Komisariat Kesmas Unhas Cabang Maktim

                                    : Maperwa FKM Unhas

                                    : Palang Merah Indonesia

                                    : Lingkar Pemikir Polman

 

Riwayat Perkaderan    : Basic Training HmI Komisariat Perikanan Unhas Cabang Maktim

                                    : Intermediate Training HmI Cabang Kutai Kartanegara

                                    : Sekolah Instruktur (Konstruk) Angkatan 3 BPL HmI Cabang Maktim

                                    : BSLT BEM FKM Unhas

                                    : ISLT BEM FKM Unhas

 

Motto                          : “Living Being”



Hadirnya HmI

Himpunan Mahasiswa Islam yang selanjutnya disingkat HmI merupakan organisasi mahasiswa tertua yang ada di Indonesia. HmI berdiri pada tanggal 5 Februari 1947 oleh intelektual Muslim Indonesia salah satunya dipelopori oleh Lafran Pane. HmI hadir sebagai wadah bagi mahasiswa muslim untuk membangkitkan kesadaran mereka dalam memberi warna pada perjuangan bangsa dan negara. Selama 75 tahun, HmI selalu memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia, disamping mampu menghadapi pergejolakan, tantangan dan hambatan yang ada tubuh HmI.

Mahasiswa yang bergabung di dalam HmI bukan hanya sekedar berhimpun, namun juga sebagai kader ummat dan kader bangsa sehingga tidak heran jika Panglima Jenderal Sudirman pernah mengatakan bahwa HmI selain sesuai namanya, namun HmI juga merupakan Harapan Masyarakat Indonesia. HmI membawa wacana islam yang moderat dan inklusif, dan komitmen kebangsaan yang tercermin dalam Nilai Dasar Perjuangan (NDP) secara substansial di banyaknya keanekaragaman dan warna di Indonesia.

Perkaderan HmI

HmI sebagai organisasi yang bercirikan kaderisasi meniscayakan terus memproduksi kader selama mahasiswa tetap ada. Kader yang secara definitif berarti sekelompok orang yang terorganisir dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar sehingga kader terbentuk dan bergerak dalam HmI berdasarkan aturan-aturan yang ada, baik secara nilai dengan mengacu pada Nilai Dasar Perjuangan (NDP), dan secara operasional organisasi yang mengacu pada AD/ART HmI, pedoman perkaderan, dan ketentuan-ketentuan lain yang ada di tubuh HmI.

Perkaderan di tubuh HmI merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan sistematis yang selaras dengan pedoman perkaderan HmI sehingga setiap kader dapat mengaktualkan potensi dirinya secara maksimal menjadi kader muslim-intelektual-profesional berdasarkan basis keilmuan yang diembannya di perguruan tinggi, sehingga kualitas insan cita dapat terwujud.

Sebagai mahasiswa yang mengikuti kaderisasi di tubuh HmI, kader keluaran HmI merupakan anggota dengan wawasan Keislaman-Keindonesiaan-Kemahasiswaan dengan lima kualitas insan cita dan bersifat independen. Selain itu, kader HmI yang merupakan mahasiswa Islam membawa dua peran yaitu peran intelektual dan peran kekhalifahan. Peran intelektual dalam hal ini kader HmI dengan kualitas ilmunya mesti berjuang untuk mengangkat harkat dan derajat kemanusiaan di tengah pluralitas dan keberagaman, bukan yang pada dasar bergeraknya dilandasi tujuan praktis. Sedangkan peran kekhalifahan dilaksanakan dengan mewujudkan nilai ilahiyah di bumi dengan kewajiban pengabdian kehadirat Allah SWT, yang dilakukan kader HmI dengan membawa perubahan yang dilalui dengan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Perjuangan HmI

Perjuangan HmI sebagaimana organisasi islam lainnya tetap berlandaskan pada Quran dan hadis. Namun sebagai manusia biasa, kita memiliki keterbatasan dalam menjelaskan Quran dan hadis. Penafsiran akan Quran dan hadis juga sangatlah beragam, ini mengacu kepada madzahibut tafsir yaitu aliran-aliran yang memiliki ciri khas tertentu dalam hal paradigma, episteme, metodologi, dan corak penafsiran (corak linguistik, corak fiqih, corak teologis, corak sufistik, corak falsafi, dan corak ilmi). Sehingga jika langsung merujuk secara tekstual atau hanya mengacu pada satu pandangan penafsiran, maka sebagai mahasiswa atau dalam hal ini manusia biasa tentu kita akan memiliki potensi untuk jatuh kepada pemahaman Islam yang eksklusif dan konservatif.

Sebagai kader HmI, memahami Nilai Dasar Perjuangan (NDP) sebagai ideologi dalam bergerak sangatlah penting. Perjuangan HmI ini kemudian diwujudkan dengan mentransformasikan gagasan dan aksi terhadap lima kualitas insan cita yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan HmI yaitu, “terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.”

 

HmI Komisariat Kesmas Unhas

Kondisi Internal

HmI Komisariat Kesmas Unhas merupakan basis terkecil dan terdasar dari struktural organisasi HmI yang telah berdiri sejak 5 februari 1947. HmI Komisariat Kesmas Unhas saat ini telah memasuki tahun yang ke 31 dalam menjalankan dan melanjutkan nafas perjuangan kaderisasi HmI di FKM Unhas. Sebagai organisasi perjuangan, tentunya banyak proses dan dinamika yang telah dilalui.

HmI Komisariat Kesmas Unhas hari ini dalam mencapai kualitas insan cita sesuai yang tercantum pada tujuan HmI memiliki beberapa faktor penghambat. Lemahnya manajemen organisasi komisariat tidak dapat menjawab tuntutan kebutuhan kontemporer. Hal ini terlihat pada kurang efektif dan kurang sinergisnya komunikasi antar pengurus; antar pengurus dengan bidangnya; antar bidang; antar bidang dengan presidium; hingga pada pengurus dengan kader dan alumni membuat jalannya kepengurusan tidak berjalan maksimal terhadap prinsip-prinsip manajemen organisasi sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Disini konsolidasi organisasi mesti diupayakan entah dengan metode rapat rutin sebagai pengejawantahan terhadap fungsi evaluasi yang terus berjalan di dalam kepengurusan sehingga ada pengelolaan organisasi yang berjalan secara efektif dan efisien. Komisariat juga meniscayakan adanya pengelolaan organisasi yang dipimpin oleh ketua komisariat yang memilliki fungsi sebagai penggerak dan koordinator dari sumber daya dan segala sarana prasarana yang ada sehingga penghambat yang sifatnya manajerial tersebut dapat teratasi dan dicarikan solusinya.

Selain itu, wacana keislaman-keindonesiaan-kemahasiswaan oleh kader komisariat mesti dimasifkan dengan membukakan ruang-ruang belajar di dalam jalannya kepengurusan komisariat. Dengan fokus pada peningkatan kapasitas diri kader seperti budaya HmI sebagai tempat belajar ini akan mengantarkan kader pada kualitas insan cita sesuai dengan tujuan HmI.

Kondisi Eksternal

Relasi dan hubungan HmI komisariat kesmas unhas dengan komisariat lain Cabang, maupun Badko HmI sebagai bentuk komunikasi organisasi secara struktural sangat penting untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Kondisi tersebut tercermin pada frekuensi pertemuan dengan komisariat lain, cabang, maupun badko yang belum maksimal. Baik dalam kerja sama pembukaan ruang-ruang belajar bagi kader, maupun ruang dialektis atau diskusi terhadap wacana keislaman-keindonesiaan-kemahasiswaan kontemporer.

Proyeksi Komisariat

Komisariat merupakan ujung tombak dari eksistensi perjuangan HmI, yang kemudian sebagai unit terdasar atau basis akar rumput yang bertanggung jawab terhadap proses regenerasi dan pembinaan anggota sebagai syarat keberlangsungan ruh perjuangan HmI. Hal ini tidak terlepas dari basis HmI yang berada di fakultas di perguruan tinggi, sehingga HmI ini diwadahi dengan komisariat sebagai kesatuan organisasi yang ada di fakultas.

HmI atau dalam hal ini komisariat kesmas unhas diharapkan dapat membina dan mengkader mahasiswa islam fakultas kesehatan masyarakat baik di tingkat program studi kesmas maupun gizi, agar dalam bergerak memiliki landasan terhadap pilihannya sesuai dengan wawasan keislaman-keindonesiaan-kemahasiswaannya. Pemasifan ruang-ruang belajar berdasarkan minat bakat dan kecenderungan wacana kader juga mesti diupayakan agar kualitas insan cita dapat tercapai.

Pandemi Covid-19 yang merupakan kondisi tidak terelakkan menjadi tantangan tersendiri bagi jalannya kepengurusan komisariat di tengah tantangan komunikasi yang efektif antar anggota. Pemanfaatan teknologi melalui media sosial diharapkan dapat menjadi salah satu solusi menjalankan kepengurusan komisariat untuk menjawab tantangan Pandemi Covid-19.

Sebagaimana kondisi psikologis Lafran Pane saat mendirikan HmI sebagai perwujudan dari komitmen keislaman, kepengurusan komisariat memerlukan landasan batin yang kokoh sebagai sumber dalam bertingkah laku atau bergerak dengan berpijak pada NDP. Semakin kokoh landasan batin tersebut maka semakin mampu kader dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di komisariat. Komisariat mesti melahirkan kader dengan jiwa yang murni, semakin murni jiwa kader maka semakin ia dapat memancarkan budi luhur dan kerti serta karya-karya yang selain berdampak terhadap agama namun juga dari segi sosial-kebudayaan dan kebangsaan.

Analisis SWOT

Strenghts (Kekuatan)

-        Sumber daya kader komisariat

-        Database kader komisariat

-        Alumni komisariat

-        Kader yang menduduki jabatan struktural 

       di luar komisariat

 

Weakness (Kelemahan)

-        Belum adanya sekretariat komisariat

-   Belum maksimalnya ruang-ruang belajar kader

-        Minat kader terhadap komisariat

-        Minat mahasiswa FKM terhadap komisariat

 

Opportunities (Peluang)

-       Masih terjalinnya komunikasi 

     dengan komisariat lain, Cabang Maktim, 

dan Badko Sulselbar

Theats (Ancaman)

-        Pandemi Covid-19

-        Dualisme kepemimpinan Cabang Maktim

Visi dan Misi

            Visi      : HmI sebagai tempat belajar; meningkatkan kapasitas kader untuk mencapai kualitas insan cita.

            Misi     :

1)      Peningkatan basis wacana kader melalui ruang-ruang belajar;

2)      Menjalin komunikasi organisasi yang sinergis antar internal dan eksternal komisariat.

Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan