Merawat Kesehatan Mental Untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Oleh : Reski
Kesehatan mental akhir-akhir ini banyak menyita perhatian di masyarakat. Mulai dari berita mahasiswa yang ditemukan tewas karena gantung diri, kejadian penganiayaan ke junior di sekolah yang mengakibatkan trauma mendalam bagi korban, depresi karena mengalami kejadian luar biasa dalam hidupnya dan masih banyak lagi. Word Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa depresi saat ini menempati peringkat keempat sebagai penyakit terkemuka di dunia dan diproyeksikan akan menjadi permasalahan utama dalam gangguan kesehatan. Isu bunuh diri juga telah menjadi masalah serius dalam domain kesehatan masyarakat. Dimana berdasarkan data dari WHO tahun 2019 bahwa sekitar 800.000 orang meninggal setiap tahun akibat bunuh diri di seluruh dunia dengan tingkat kejadian yang lebih tinggi pada kelompok usia muda.
Di kawasan Asia Tenggara, tingkat bunuh diri tertinggi tercatat di Thailand (12,9 per 100.000 populasi), diikuti oleh Singapura (7,9), Vietnam (7,0), Malaysia (6,2), Indonesia (3,7), dan Filipina (3,7). Di Indonesia, berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) terdapat 971 kasus bunuh diri selama periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka ini telah melampaui jumlah kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang mencapai 900 kasus yang belakangan ini beberapa kasus dugaan bunuh diri di kalangan mahasiswa juga menjadi sorotan berita. Hal ini tentunya tidak semata-mata terjadi begitu saja terdapat berbagai macam alasan yang mungkin sulit mengendalikan emosi ataupun kemampuan untuk berpikir jernih sehingga seseorang mengalami yang namanya gangguan kesehatan mental. Menurut Kementerian Kesehatan (2022) kesehatan mental adalah keadaan individu yang memiliki kesejahteraan dari dirinya sehinga mampu menyadari potensi dan kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan memberikan kontribusi di sekitarnya.
Gangguan kesehatan mental sebenarnya berawal dari lingkungan yang memberikan bekas di kehidupan seseorang dan berdampak terhadap kepribadian bahkan perilakunya. Dimana awalnya dia diperlakukan secara tidak baik oleh keluarga atau teman-temannya hingga akhirnya diapun melakukan hal yang sama untuk meluapkan rasa sakitnya ke orang lain. Kondisi seperti ini tentunya akan menimbulkan berbagai masalah dalam keseharian seseorang diantaranya membuat hubungan dengan orang lain menjadi kurang baik, penurunan produktivitas dan membentuk lingkungan yang toxic. Lebih dari pada itu hal yang paling penting mereka dapat dengan mudah melukai dirinya sendiri karena merasa stress berlebih dan selalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi sehingga sulit mengendalikan diri.
Oleh karena itu penting untuk melakukan tindakan pencegahan sejak dini sehingga kejadian-kejadian tersebut tidak lagi menjadi boomerang dikemudian hari. Merawat kesehatan mental memungkin seseorang untuk melakukan aktivitas atau kegiatan yang positif dan senantiasa berpikir positif pula. Menyalurkan perasaannya dengan mulai bercerita dengan orang yang dianggap aman dan merasa nyaman untuk meluapkan segala hal, karena sejatinya mereka hanya ingin didengar serta tidak merasa sendirian. Setiap masalah yang ada tidak harus memiliki jawaban saat itu juga, mungkin perlu beberapa penyesuaian dan dukungan dari orang lain. Selain membuka diri dengan orang terdekat merawat kesehatan mental juga memerlukan upaya eksternal lainnya seperti istirahat yang cukup dan berolahraga secara rutin sehingga membantu mengurangi rasa stress.
Komentar
Posting Komentar