Langsung ke konten utama

Meneropong Peran Calon Generasi Emas Indonesia Dalam Pemilu 2024

Meneropong Peran Calon Generasi Emas Indonesia Dalam Pemilu 2024

Oleh : Dandy Khalil

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi mahasiswa Islam terbesar dan tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 5 Februari 1947. Meskipun telah lama berdiri, HMI tetap aktif beradaptasi dengan perubahan masyarakat serta menjaga eksistensinya. Di tengah kompleksitas dan dinamika kehidupan, tujuan utama HMI adalah mencapai konsep "Insan Cita," yang menggambarkan individu yang memiliki dimensi akademis, kreatif, berjiwa Islami, dan bertanggung jawab terhadap terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Manifesto HMI di Era Society 5.0 menitikberatkan pada pentingnya orientasi humanistik dan implementasi praktis dalam merespons tuntutan zaman. Komitmen HMI melibatkan kader-kader berbakat dari berbagai bidang, menekankan kolaborasi dan inovasi guna mewujudkan ide-ide yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Ini mencerminkan fleksibilitas HMI dalam menghadapi perubahan zaman, khususnya di era Society 5.0 yang memfokuskan pada nilai-nilai humanistik dan inovasi sebagai prioritas utama.

Selain itu, HMI terus mengamalkan peranannya dalam memperkuat nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan di kalangan mahasiswa. Organisasi ini berperan aktif dalam membentuk kader-kader yang tidak hanya memiliki keahlian akademis, tetapi juga semangat tinggi terhadap nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Dengan demikian, HMI ikut berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai bagian integral dari umat dan bangsa.

Peran HMI dalam membangun kesadaran keislaman dan keindonesiaan tercermin melalui beragam kegiatan dan inisiatif. Dari kelas essai, diskusi, hingga seminar, HMI secara terus-menerus mengajak mahasiswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, HMI bukan hanya sebagai tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri secara akademis, melainkan juga sebagai wadah untuk memperkuat identitas keislaman dan keindonesiaan di tengah-tengah lingkungan kampus.

Harapannya, melalui kontribusinya, HMI dapat terus menjadi agen perubahan yang memperkuat nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan di kalangan mahasiswa dan masyarakat Indonesia. Dengan mengembangkan kader-kader bersemangat keislaman dan keindonesiaan serta melalui berbagai kegiatan dan inisiatif, HMI diharapkan mampu terus memainkan peranannya dalam membentuk generasi muda yang penuh kesadaran akan peran dan tanggung jawab mereka sebagai bagian dari umat dan bangsa.


Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan