Langsung ke konten utama

Strategi Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia untuk Mendukung Jaminan Kesehatan Nasional yang Berkelanjutan

Strategi Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia untuk Mendukung Jaminan Kesehatan Nasional yang Berkelanjutan

Oleh : Ardyansyah Saputra Basri

Salah satu indikator tingginya derajat kesehatan masyarakat adalah melalui pelayanan kesehatan yang terukur.  Hal ini dapat dilihat dari penanganan medis yang akurat oleh tenaga kesehatan yang tersertifikasi sesuai spesifikasi keprofesian kesehatannya. Selain itu juga diiringi dengan pemanfaatan dan mudahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tersebut atau effective coverage.


Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melalui pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) dalam tujuan nomor tiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Indonesia dalam mendukung tercapainya SDG’s ini telah melakukan upaya berupa Program Jaminan Kesehatan (JKN). BPJS Kesehatan sebagai lembaga di bawah JKN yang menangani pembayaran tanggungan kesehatan, per Mei 2022 telah mencapai 241,7 juta jiwa (88,6%) dari total target RPJMN 2024 di mana 98% masyarakat terlindungi oleh JKN.

Untuk mencapai IPM yang berkelanjutan dalam JKN, maka tiga unsur, yakni universitas sebagai institusi pendidikan tinggi yang mengkaji dan menguji teori, pemerintah sebagai regulator, dan rumah sakit sebagai operator memerlukan tata kelola sistem kesehatan yang terintegrasi, tersentralisasi, terstruktur, dan bersinergi untuk menghasilkan pelayanan kesehatan bermutu dan berkelanjutan. Institusi Pendidikan tinggi memerlukan data yang solid dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghasilkan hasil riset yang akurat dan dapat dipercaya. Hasil riset tersebut nantinya akan dijadikan rujukan dan diadvokasikan sebagai pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik bagi masyarakat luas.

Sehingga sinergitas fasilitas pelayanan kesehatan, institusi Pendidikan Tinggi, dan Pemerintah sangat diperlukan dengan pendekatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan JKN. Dengan menggunakan strategi peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan yang didukung oleh inovasi teori dan riset oleh institusi Pendidikan Tinggi, yang akan mendorong lembaga penelitian untuk terus menghasilkan riset yang berkualitas dan berguna sebagai acuan dalam penyusunan atau pembuatan kebijakan pemerintah di level regional maupun nasional.


Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan