Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Konflik Penambangan Pasir di Wilayah Tangkap Nelayan dalam Analisis Ekonomi Politik

Konflik Penambangan Pasir di Wilayah Tangkap Nelayan dalam Analisis Ekonomi Politik Oleh: St.Salwiah Ramadani    Berbicara tentang agraria tidak terlepas dari yang namanya evolusi manusia. Evolusi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang perubahan struktur bagi makhluk hidup. Dahulu, sebelum manusia mengenal yang namanya bercocok tanam dan beternak, pada awalnya pada fase Quantropedal (berkaki empat) manusia ( Homonin ) mencari makan untuk bertahan hidup dipepohonan. Namun, seiring berjalannya waktu karena sumber makanan dipepohonan mulai menipis. Pada fase Tripedal manusia mulai turun kepermukaan tanah untuk mencari makanan, di sinilah manusia mulai melakukan perburuan. Dalam melakukan perburuan manusia mulai menggunakan perkakas berupa ranting tajam yang menyerupai tombak hal ini terus berkembang dan pada fase Bipedal membuat hidup mereka pada masa itu berpindah-pindah (Nomaden). Karena melihat kondisi tempat tinggal yang berubah-ubah mengakibatkan pe

Press Release: Kelas Dialog Filsafat, Sains, dan Islam (DFSI) Tahun 2022

Press Release : Kelas Dialog Filsafat, Sains, dan Islam (DFSI) Tahun 2022 Manusia cenderung selalu ingin tahu pada kebenaran, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles bahwa “manusia adalah makhluk yang kepo”. Kecenderungan ini membawa manusia untuk selalu menggunakan akal budinya untuk menyingkap realitas. Dari proses berpikir secara mendasar ini pula sehingga melahirkan filsafat. Pada perkembangannya, filsafat terus melahirkan teori-teori dari hasil refleksi pemikiran filsuf yang dapat menjadi pegangan masyarakat, dan telah mengalami fase transisi pada setiap abadnya. Begitu pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan (sains). Pada awal perkembangan sains di abad modern, sains justru dianggap satu-satunya proses belajar bagi manusia yang paling bernilai. Berkembangnya sains pada abad modern manusia juga menjadikan alam sebagai objek penelitian ilmiah yang menjadikan filsafat mengalami dikotomi dengan sains. Filsafat dijadikan lebih praktis, yaitu pada upaya manusia ag

Permindikbud Ristek No. 30 Tahun 2021: Menilik Lebih Jauh Pemutus Rantai Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi

Permindikbud Ristek No. 30 Tahun 2021: Menilik Lebih Jauh Pemutus Rantai Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi Kekerasan seksual menjadi suatu wabah pandemi terjadi saat ini terutama yang paling menjadi sorotan yakni dalam dunia pendidikan utamanya di Perguruan Tinggi. Menurut Komnas Perempuan, selama tahun 2015-2021, data pelaporan kekerasan di dunia pendidikan mengalami fluktuatif. Pada tahun 2021, terjadi penurunan yaitu 9 kasus sementara pada tahun 2020 yaitu 17 kasus. Dari laporan tersebut, Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Perguruan Tinggi (PT) menempati urutan pertama yaitu 35% disusul di pesantren atau pendidikan berbasis agama islam menempati urutan kedua atau 16%, selanjutnya di sekolah SMA/SMK terdapat 15%. Hal ini menjadi persoalan yang menakutkan di kalangan masyarakat terkhusus pada perempuan yang rentang mengalami penindasan. Per tanggal 31 Agustus 2022, Mendikbud ristek Nadiem Makarim mengeluarkan suatu kebijakan yakni Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,