Langsung ke konten utama

Rilis Diskusi Komisariat: "Tinjauan Utilitarianisme terhadap Gerakan Antivaksin, serta Tantangan Pemenuhan Target Vaksinasi COVID-19"

Rilis Diskusi Komisariat: "Tinjauan Utilitarianisme terhadap Gerakan Antivaksin, serta Tantangan Pemenuhan Target Vaksinasi COVID-19" 

Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei yang kemudian menyebar dengan cepat ke lebih dari 230 negara dan teritori. Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).

Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 230 negara dan teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Hingga tanggal 22 September 2022, terdapat 610.393.563 kasus dan 6.508.521 jumlah kematian di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 6.415.328 kasus dengan positif COVID-19 dan 157.948 kasus kematian.

Saat ini, pemerintah Indonesia telah mengupayakan percepatan vaksinasi di Indonesia untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, 86 dari 100 penduduk sasaran telah mendapatkan dosis 1 vaksin Covid-19 dari total sasaran 234.666.020 (sampai dengan dosis akhir) penduduk dengan rincian capaian cakupan vaksinasi dosis 1 (87,10%), dosis 2 (72,88%), dosis 3 (26,83%), dan dosis 4 (39,09%).

Artinya, pemenuhan capaian dosis 2 dan dosis 3 mesti digalakkan untuk mencapai target vaksinasi nasional. Vaksinasi sendiri menjadi hal yang penting untuk dilakukan agar tercipta imunitas komunitas (herd immunity).

Adapun untuk memudahkan dan mendekatkan layanan vaksinasi kepada masyarakat dan menjangkau masyarakat kelompok rentan, Pemerintah telah menghadirkan program kebut vaksinasi dengan layanan mobile vaccinator yang menyasar lokasi keramaian dan menyediakan vaksinasi di tempat, serta menyaratkan vaksinasi untuk mendapatkan layanan umum atau layanan publik. Namun dalam pendekatan ilmu perilaku kesehatan, masih terdapat masyarakat yang kurang memperhatikan vaksinasi yang bisa dilihat dari data cakupan dosis 2 dan dosis 3.

Diskusi dengan tema “Tinjauan Utilitarianisme terhadap Gerakan Anti Vaksin Covid-19, serta Tantangan Pemenuhan Target Vaksinasi Covid-19 Nasional.” telah terlaksana pada tanggal 25 September 2022 daring via Zoom Cloud Meeting.

Selengkapnya mengenai diskusi ini dapat diakses melalui kanal youtube HmI Komisariat Kesmas Unhas. Link Youtube Diskusi Komisariat 

 

 

Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan