Renungan Bagi Orang yang Putus Asa
oleh: Darman
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan). [HR. Tirmidzi, no. 3540 dan Ahmad, 5:154, 176. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
Doa akan diijabah apabila terpenuhi syarat dan tidak ada yang mencegah doa untuk terkabul. Di antara syarat terkabulnya; Tulus atau ikhlas, sampaikanlah dengan ketulusan hati ketika akan berdoa kepada Allah. Ikhlaslah dalam berdoa karena hal ini sesuai dengan firman Allah. “Berdoalah pada-Nya dengan penuh keikhlasan, bersimpuh dengan ketulusan hati pada-Nya, maka tentu Dia akan memberikan jawaban Sebagaimana manusia diciptakan di awal pertama, kalian juga akan dikembalikan pada-Nya” (Ustadz Khalid Basalamah). Teruslah berdoa, dalam berdoa kepada Allah, harus diikuti oleh rasa tamak pada rahmat Allah. Hal ini berarti harus terus menerus berdoa kepada Allah di situasi dan kondisi apapun. Jangan hanya berdoa ketika sedang sakit atau susah. Berdoa lah ketika sedang pada kondisi sehat dan senang. Selain itu, berdoa juga harus diikuti dengan rasa takut, yakni takut bahwa doa yang dipanjatkan tidak akan diterima dan takut akan azab Allah. Gunakanlah nama-nama Allah beserta sifat-sifatnya yang terdapat dalam Asmaul Husna. Berikanlah pujian mulai dengan kata-kata yang baik dan santun. “Sesungguhnya, Allah nama-nama dan sifat-sifat yang mulia, maka gunakan dalam doa-doa kalian, gunakan dalam curhat kalian.” Ustadz Khalid Basalamah. Karena kasih sayang Allah, doa itu bisa terwujud dalam lima bentuk: terkabul seperti yang diminta, diganti dengan yang lebih baik, terhindarkan dari kejelekan, menjadi simpanan di akhirat, dengan diberi ampunan oleh Allah atas dosa. (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:404).
Karunia beserta ampunan-Nya yang luas walau dosa hamba itu sangat banyak. Keutamaan berdoa kepada Allah dan mengharap kepada-Nya, di mana doa harus diiringi dengan rasa harap agar tidak jadi doa yang sia-sia. Manusia tidaklah maksum atau dengan kata lain pasti berbuat salah. Maka bersegeralah untuk bertaubat agar dihapus kesalahan. Siapa saja yang berdoa dan berharap kepada Allah, dosa-dosanya pasti akan diampuni oleh Allah. Allah mengampuni dosa seluruhnya walaupun dosa itu begitu besar. Ada lima syarat taubat menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah: ikhlas, menyesal atas apa yang telah terjadi, meninggalkan maksiat dan ingin bertaubat darinya, bertekad tidak akan mengulanginya lagi, artinya tidak diniatkan untuk diulangi kembali, bertaubat selama belum terlambat, yaitu sebelum datang ajal dan sebelum matahari terbit dari arah tenggelamnya. Sebagian ulama menyebutkan syarat taubat hanyalah tiga saja yaitu menyesal, menigggalkan, dan bertekad tidak mau mengulangi lagi. Namun, yang disebutkan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, itulah yang lebih sempurna. Jika seseorang berbuat dosa, meskipun begitu besar, kemudian ketika berjumpa dengan Allah ia bersih dari dosa syirik, terhapuslah dosa-dosa yang begitu banyak tersebut. Keutamaan tauhid yang luar biasa karena siapa yang mati dalam keadaan tidak membawa dosa syirik, maka ia akan masuk surga.
Komentar
Posting Komentar