Langsung ke konten utama

 Kesehatan dalam Persepsi Islam

Islam dan Sumbangan Khasanah Ilmu Kesehatan | Republika Online

Kesehatan dalam Persepsi Islam

oleh: Andi Tania Yasmin Aldini

Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melaksanakan tugas dan perannya secara efektif dengan kondisi yang optimal.  Kesehatan sangat penting bagi setiap individu karena dengan tubuh yang sehat dan prima seseorang dapat menjalankan aktivitasnya dengan efektif.  Ketika kesehatan seseorang terganggu, maka dapat juga mengganggu produktivitas seseorang.

Islam memandang kesehatan sebagai hal yang sangat penting dan utama. Islam tidak mengajarkan untuk meninggalkan kepentingan dunia demi akhirat.

إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَا بَكَ قَبْلَ هَرَ مِكَ ، وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَ غِنَا كَ قَبْلَ فَقْرِ كَ ، وَ فَرَا غَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ،وَ حَيَا تَكَ قَبْلَ مَوْ تِكَ

Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, luang waktumu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu. [HR Al Hakim di dalam Al Mustadrak; dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih At Targhib wat Targhib 3/311, no. 3355, Penerbit Maktabul Ma’arif, Cet. I, Th. 1421 H / 2000 M].

Al-Qur'an memandang kesehatan sebagai kondisi kesehatan secara keseluruhan, baik fisik, mental, spiritual dan sosial.  Hal ini harus dijaga tidak hanya dengan menjaga masalah kesehatan individu, tetapi juga dengan memelihara sistem untuk memelihara kesehatan keluarga dan memelihara sistem kesehatan masyarakat.

   Islam mengajarkan bahwa setiap mukmin memilih gaya hidup sederhana dalam segala hal, termasuk dalam urusan ibadah.  Dalam Islam, karena tidak dibenarkan meninggalkan urusan dunia demi akhirat atau sebaliknya, dalam persepsi Islam ada hubungan antara kehidupan dunia dan akhirat, sejauh mana manusia berbuat baik di dunia ini.  dunia akan bahagia di masa depan dengan mendapatkan pahala dari Allah, oleh karena itu ada korelasi hukum dalam kehidupan.  antara dunia dan akhirat, barang siapa yang sesat di dunia pasti akan sesat di akhirat.

   Pola hidup yang baik jika seseorang sehat jasmani dan rohani, dengan memilih sifat ridho dan qonaah.  Pola hidup yang baik ini akan diperoleh manusia jika dapat menempuh jalan yang moderat dalam hal apapun, termasuk dalam hal makan, minum, beraktivitas, dalam pergaulan.

   Setidaknya ada tiga pola menurut M. Haisyam Al-Khayyat bagi manusia untuk memperoleh kesehatan mental:

1.      Biasakan hidup sehat.

2.      Menghindari atau meninggalkan hal-hal buruk.

3.    Kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan

Rujukan:

 

Rujukan:

Hadi, A. .2020. KONSEP DAN PRAKTEK KESEHATAN BERBASIS AJARAN ISLAM. Al-Risalah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 11(2), 53-70

Akbar, D. L., & Budiyanto, B. 2020. Konsep kesehatan dalam al-qur’an dan hadis. Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist, 3(2), 157-173.

Perpus Unesa. 2015 . “Konsep Kesehatan Dalam Islam” selengkapnya: https://library.unusa.ac.id/2015/02/26/pentingnya-menjaga-kesehatan-menurut-islam/

Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan