Langsung ke konten utama

Sebuah Dampak Besar Kondisi Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Kunjungan Pelayanan Pemeriksaan Ibu Hamil

Antenatal Care Service in Paota, Jodhpur | ID: 20381006012 

Sebuah Dampak Besar Kondisi Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Kunjungan Pelayanan Pemeriksaan Ibu Hamil  

Oleh : Muhammad Kyrgizt Al-Muqhni 

Menurut WHO (2021), sejak kasus pertama dari Covid-19 dilaporkan pada akhir tahun 2019,  virus ini telah menginfeksi lebih dari 256 juta orang diseluruh dunia hingga November 2021 saat ini. Sedangkan di Indonesia hingga November 2021 telah ada 4,25 juta kasus infeksi Covid-19 (Kemenkes RI, 2021). Peningkatan kasus skala internasional dan nasional masih bertambah hingga hari ini tetapi sudah mulai turun per-hari nya di negeri kita. Sementara dunia Internasional saat ini ada beberapa yang mengalami lonjakan kasus lagi atau gelombang Covid-19 ketiga (WHO, 2021)

SARS CoV-2 dengan nama lain “Covid-19” adalah virus dari jenis beta coronavirus yang bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan ringan sampai berat. Adapun jalur penularan yang paling aktif ialah lewat kontak dekat droplet dan aerosol, namun virus corona ini juga ada dalam tinja, air mata serta urin. Saat pandemi telah terjadi, sangat penting untuk mengontrol sumber infeksi (Atmojo et al., 2020).

Salah satu kelompok khusus yang sangat rentan terkena Covid-19 adalah ibu hamil. Pada masa kehamilan terjadi penurunan kekebalan tubuh parsial yang menyebabkan ibu hamil menjadi rentan terinfeksi. Informasi tentang Covid-19 yang berhubungan dengan kehamilan masih terbatas yang memberikan dampak negatif bagi kesehatan ibu hamil dalam menjalani kehamilannya selama masa pandemi. Terjadi perubahan yang signifikan pada pelayanan pada ibu hamil selama masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Kemenkes RI ditemukan bahwa, pada masa pandemi Covid-19 kunjungan pemeriksaan kehamilan mengalami penurunan dan bahkan hanya 19,2% posyandu yang masih aktif memberikan pelayanan. (Mira Rizkia, 2020).  Ibu atau wanita hamil dan anak mereka yang belum lahir sangat rentan terhadap epidemi yang besar atau bencana alam. Dengan keterbatasan informasi, pemahaman penyakit dan akses pelayanan kesehatan di masa pandemi maka ibu hamil seakan harus mencari lebih untuk pencegahan dan proteksi diri sendiri dan anaknya (Jiang et al., 2021).

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat  ialah Angka Kematian Ibu (AKI) serta Angka Kematian Bayi (AKB). berdasarkan AKI 305/100.000, setiap hari terdapat 38 ibu yang meninggal akibat penyakit/komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Salah satu target SDGs pada tahun 2030 untuk mengurangi AKI dibawah 70 per 100.000 angka kelahiran hidup dan mencegah kematian bayi dan balita dengan mengurangi angka kematian balita 25 per 1.000 KH dan kematian neonatal 12 per 1.000 KH. Perawatan selama masa kehamilan atau Antenatal Care adalah salah satu upaya dalam menekan atau menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (Safitri and Lubis, 2020).

Dalam suasana pandemi Covid-19 ini, banyak pembatasan nyaris ke seluruh layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Misalnya ibu hamil tidak ingin datang ke puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dikarenakan khawatir akan tertular, kemudian terdapatnya anjuran untuk menunda pengecekan kehamilan dan kelas ibu hamil, dan terdapatnya ketidaksiapan layanan kesehatan dari segi tenaga dan sarana prasarana. Pengetahuan terkait infeksi Covid-19 pada ibu hamil sampai saat ini masih belum spesifik terkait penanganannya. Dari beberapa kasus Covid-19 yang terjadi ditemukan bahwa ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum untuk terjadinya penyakit berat, morbiditas dan mortalitas. (Ariestanti, Widayati and Sulistyowati, 2020).

Kecemasan yang dirasakan ibu hamil bisa membuat imun atau daya tahan tubuh turun dan ibu akan bertambah rentan terinfeksi Covid-19. Timbulnya kecemasan dari ibu hamil sehingga menunda melaksanakan pemeriksaan kehamilan. Peningkatan kecemasan ibu hamil pada masa pandemi ini terjadi karena faktor masih minimnya pengetahuan ibu hamil terkait penularan dan cara pencegahan Covid-19. Kemudian dapat juga disebabkan karena informasi dan berita palsu yang tersebar dan dipercaya di tengah masyarakat terkait dengan Covid-19 seperti asal mula virus sampai kebijakan yang diterpakan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 (Aritonang, Nugraeny and Siregar, 2020). Kotlar et al (2021) telah menyimpulkan bahwa pada periode kehamilan yang sangat rentan untuk Covid-19 sehingga dapat menyebabkan  peningkatan risiko stress dan masalah psikiatrik selama kehamilann dan post natal. (Kotlar et al., 2021). Wanita hamil memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang melibatkan kesejahteraan mereka dan apa yang mungkin dilakukan untuk perawatan mereka. Memahami pengalaman dan perspektif ibu hamil tentang perawatan ANC dan faktor-faktor yang memengaruhinya selama wabah pandemi sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pemberian layanan dan kebutuhan (Masjoudi et al., 2020).

Pemeriksaan Antenatal Care atau disingkat ANC adalah pemeriksaan pada masa kehamilan yang dimaksudkan untuk meningkatkan secara optimal kesehatan fisik dan mental ibu hamil. Ibu hamil nantinya dapat melewati masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, dan kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan baik. Antenatal care/ANC juga dapat memberikan peluang buat berkomunikasi serta menunjang perempuan, keluarga maupun komunitas pada saat kritis. Menurut Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di era adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020 kunjungan ibu hamil atau antenatal care minimal 6 kali, yaitu 2 kali kunjungan pada trimester pertama, 1 kali kunjungan pada trimester kedua dan 3 kali pada trimester ketiga. Jadwal kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester ketiga yaitu setiap 2 minggu hingga 1 minggu masa kelahiran. (Qomar, Na’mah and Yelvin, 2020).

Kunjungan ANC yang dilakukan adalah sangat penting dalam perkembangan kesehatan ibu dan janin. Berbagai macam informasi dan edukasi berhubungan dengan kehamilan dan persiapan persalinan bisa diberikan kepada ibu sedini mungkin diperoleh melalui pemeriksaan ANC. Kurangnyanya kunjungan ANC bisa menimbulkan bahaya kepada ibu maupun janinnya seperti terjadi perdarahan saat masa kehamilan sebab tidak terdeteksinya tanda bahaya. (Ariestanti, Widayati and Sulistyowati, 2020).

Pelayanan antenatal care (ANC) tersedia bagi ibu hamil melalui kegiatan program Puskesmas yang merupakan bagian dari program KIA. Program tersebut berusaha mengubah perilaku serta sikap masyarakat menuju  pada keamanan proses persalinan dan memperbaiki rujukan risiko pada kehamilan. Perilaku ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang dapat memengaruhi perilaku tersebut, yaitu faktor usia ibu, usia kehamilan,  pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, paritas, jarak tempat tinggal, penghasilan atau pendapatan keluarga, dukungan suami atau keluarga bahkan media dan sumber informasi. (Ayuningtyas, 2020).

Kemudian beberapa faktor lain yang memengaruhi kunjungan ANC menurut para pakar dari sebuah hasil studi, yaitu faktor demografik, situasional, dan psikososial yakni reaksi ibu terhadap kehamilannya, aborsi dan diagnosis yang terlambat serta dukungan sosial pada ibu. (Ernias, Maryam and Haris, 2020). Adapun komponen dari ANC, yaitu meliputi identifikasi risiko, pencegahan dan pengolaan penyakit yang terkait dengan kehamilan atau bersamaan, dan pendidikan selama masa kehamilan. (Rachman and Rusman, 2020).

Pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 artinya jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal care pertama kali oleh tenaga kesehatan sedangkan kunjungan K4 artinya jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal care keempat sesuai jadwal kehamilan trisemester dibandingkan total ibu hamil di suatu wilayah. (Putri and Hastutik, 2019).

Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care mempunyai peranan penting bagi ibu hamil dalam masa kehamilan dan persalinannya. Sepatutnya ibu hamil memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang cara menjaga diri agar terhindar dari Covid-19 yang diberikan oleh petugas kesehatan. Lewat pengetahuan yang adekuat maka diharapankan ibu juga bisa memiliki perilaku serta sikap yang baik dalam menjalani kehidupannya setiap hari.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 Ariestanti, Y., Widayati, T. and Sulistyowati, Y. (2020) ‘Determinan Perilaku Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Pada Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 10(2), pp. 203–216.

Aritonang, J., Nugraeny, L. and Siregar, R. N. (2020) ‘Peningkatan Pemahaman Kesehatan pada Ibu hamil dalam Upaya Pencegahan COVID-19’, Jurnal Solma, 9(2), pp. 261–269.

Athena, A., Laelasari, E. and Puspita, T. (2020) ‘Pelaksanaan Disinfeksi Dalaam Pencegahan Penularan COVID-19 dan Potensi Risiko Terhadap Kesehatan Di Indonesia’, Jurnal Ekologi Kesehatan, 19(1), pp. 1–20. Available at: https://doi.org/10.22435/jek.v19i1.3146.

Atmojo, J. T. et al. (2020) ‘Definisi Dan Jalur Penularan Sever Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2)’, Jurnal Pendidikan Kesehatan, 9(1), pp. 57–64.

Ayuningtyas, D. W. (2020) ‘Faktor Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care’, HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT, 4(Special 3), pp. 519–528.

Azizah, N. and Rosyidah, R. (2021) ‘Pengetahuan dan Praktik Bidan tentang Standar Pelayanan Kehamilan di Era Pandemi Covid-19’, Journal of Issues in Midwifery, 15(1), pp. 34–39.

Ernias, E., Maryam, A. and Haris, R. (2020) ‘Pengetahuan dan Sosial Budaya Terhadap Perilaku Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan Antenatal Care’, UNM Environmental Journals, 3(3), pp. 125–129.

Jiang, H. et al. (2021) ‘Maternal Mental Health Status and Approaches for Accessing Antenatal Care Information During the COVID-19 Epidemic in China : Cross-Sectional Study’, Journal Of Medical Internet Research, 23(1), pp. 1–14. doi: 10.2196/18722.

Kotlar, B. et al. (2021) ‘The impact of the COVID ‑ 19 pandemic on maternal and perinatal health : a scoping review’, Reproductive Health. BioMed Central, 18(10), pp. 1–39. doi: 10.1186/s12978-021-01070-6.

Masjoudi, M. et al. (2020) ‘Explaining the experience of prenatal care and investigating the association between psychological factors with self-care in pregnant women during COVID-19 pandemic : a mixed method study protocol’, Reproductive Health. Reproductive Health, 17(98), pp. 1–7.

Mira Rizkia, M. (2020) ‘Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Menjalani Kehamilan Selama Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal Keperawatan Malang, 5(2), pp. 80–86. doi: 10.36916/jkm.v5i2.110.

Putri, N. K. S. E. and Hastutik, H. (2019) ‘Analisis Pekerjaan dengan Perilaku Ibu Hamil untuk Melakukan Kunjungan Antenatal Care’, STETHOSCOPE, 1(2), pp. 106–113.

Qomar, U. L., Na’mah, L. U. and Yelvin, B. K. D. V. W. (2020) ‘Hubungan Paritas, Umur dan Usia Kehamilan dengan jarak kunjungan Antenatal Care Trimester III di Masa Pandemi Covid 19 di PMB Brida Kitty Dinarum vwy’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(2), pp. 133–136. doi: 10.26753/jikk.v16i2.512.

Rachman, N. and Rusman, D. I. (2020) ‘Dukungan Keluarga Dalam Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani, Jayapura’, JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA, 3(2), pp. 161–165.

Safitri, Y. and Lubis, D. H. (2020) ‘Dukungan suami, pengetahuan, dan sikap ibu hamil terhadap kunjungan antenatal care’, Jurnal Kebidanan, 6(4), pp. 413–420.

Selvia, A. and Amru, D. E. (2017) ‘Efektifitas Media Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Hamil Melakukan Kunjungan Antenatal Care’, Jurnal Bidan Komunitas, I(3), pp. 132–144.

Sunarsih, T., Permatasari, I. and Meilani, M. (2020) ‘Pengetahuan Ibu Hamil Dapat Meningkatkan Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care Terintegrasi’, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 19(2), pp. 127–133. doi: 10.14710/mkmi.19.2.127-133.

Wang, A. et al. (2020) ‘A Novel Coronavirus Outbreak of Global Health Concern’, The Lancet, 6736(15), pp. 1–4.

Yulianti, E., B.M, S. and Indraswari, R. (2021) ‘Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Praktik Antenatal Care Pada Ibu’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), pp. 133–142.

 

Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan