Langsung ke konten utama

Pengantar Diskusi Isu Kontemporer : "Diskursus Strategi Pemulihan Berbasis Masyarakat Dalam Rangka Mencapai Sustainable Resilience Pasca Pandemi"

 


Pengantar Diskusi Isu Kontemporer : "Diskursus Strategi Pemulihan Berbasis Masyarakat Dalam Rangka Mencapai Sustainable Resilience Pasca Pandemi"

    Sejak Maret 2020 hingga saat ini, bencana pandemi COVID-19 yang dihadapi Indonesia sangat memerlukan penanganan yang terencana dengan baik dan benar, termasuk dalam penyiapan pemulihan berbagai sektor yang terdampak, mulai dari kesehatan, ekonomi, politik, hingga masalah sosial yang ditimbulkan. Meskipun masih belum jelas sampai kapan bencana pandemi COVID-19 ini akan berakhir, dan sejauh mana dampak yang mesti dihadapi oleh pemerintah nasional dan daerah, Namun Pemerintah tidak bisa membiarkan hal tersebut berlarut-larut dan harus untuk mengupayakan proses pemulihan yang dilakukan secara simultan dengan proses percepatan penanganan bencana pandemi COVID-19 yang ditargetkan untuk korban terpapar dengan tepat sasaran (Makmur dan Hadi, 2020).

    Sebagaimana dikemukakan Mindarto (2020) bahwa salah satu strategi untuk dapat mempercepat pemulihan pembangunan pasca pandemi Covid-19 adalah melalui pemanfaatan industri 4.0 yang dapat dioptimalkan untuk memberdayakan potensi SDM yang unggul dan berdayasaing, sebagai modal dasar untuk mendorong pembangunan daerah secara lebih nyata dan berkelanjutan atau sustainable. Pembahasan tentang pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, tujuan akhirnya adalah pencapaian kondisi resilience community. Proses strategi pemulihan yang berbasis masyarakat mestilah berkelanjutan atau sustainable dalam pelaksanaanya. Tidak dapat dipungkiri pemulihan dampak-dampak pandemi COVID-19 hari ini sangat diharapkan mampu dipulihkan dengan dilaksanakannya program pemerintah secara berkelanjutan bukan hanya dalam jangka waktu sementara atau hanya sekedar lewat saja (Wikantiyoso et al., 2020).

    Resilience community atau bisa disebut ketahanan komunitas merupakan kemampuan untuk mengantisipasi risiko, membatasi dampak dan pulih dengan cepat melalui kelangsungan hidup, kemampuan beradaptasi, evolusi dan pertumbuhan dalam menghadapi perubahan yang cepat (CARRI, 2014). Pembangunan yang berpusat pada manusia (human-center development) dalam hal ini masyarakat secara luas, maka diperlukan untuk menyelaraskan pembangunan melalui upaya pemberdayaan masyarakat, dan peran sumber daya masyarakat yang ada (Pamatang et al., 2013).

    Keberhasilan pencapaian ketahanan masyarakat, dapat diakselerasi melalui peningkatan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan masyarakat secara umum, dilakukan melalui upaya pendampingan yang berbasis dan berfokus ke masyarakat yang terdampak. Ketika sebuah program dan ikhtiar pemerintah dalam menyelesaikan dampak pandemi COVID-19 yang sangat luas diberbagai sektor ini lebih berlandaskan dan berbasis di masyarakat maka tentunya diharapkan adanya kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan pasca pandemi.


Referensi :

CARRI. (2014). Definition of Community Resilience; An Analysis Definition of Community Resilience. CARRI: Community & Regional Resilience Institute.

Makmur, M. T., & Hadi, S. (2020). Strategi Pemulihan Perekonomian Terdampak Covid-19 Melalui Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul Berbasis Industri 4.0. Majalah Media Perencana, 1(1), 117-126.

Mindarto (2020), Kerangka Acuan Esai Bidang Studi Strategi, Lemhannas RI.

Pamatang, C., Sianipar, M., & Yudoko, G. (2013). Community empowerment through appropriate technology : Sustaining the sustainable development. Procedia Environmental Sciences, 17, 1007–1016. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2013.02.120\

Wikantiyoso, R., Cahyaningsih, D. S., Sulaksono, A. G., & Widayati, S. (2020). Protokol New Normal Order Pasca Pandemi COVID-19 dalam Pengembangan Kampoeng Boenga Grangsil Berbasis Masyarakat. Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang, 5(3), 181-192.


Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan