Langsung ke konten utama

Program Guiding dan Monitoring Untuk Ibu Sebagai Alternatif Penurunan Kekurangan Gizi di Indonesia

 

 Program Guiding dan Monitoring Untuk Ibu Sebagai Alternatif Penurunan Kekurangan Gizi di Indonesia

Oleh : Khofifah Abidin 

  Gizi merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, gizi dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan memberikan bahan bakar bagi berbagai proses tubuh dalam mencapai kualitas hidup. Gizi juga dipandang sebagai faktor penentuyang penting dalam upaya mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit.

Saat ini masalah kekurangan gizi masih menjadi salah satu isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia. Faktor kesehatan serta pemenuhan gizi seimbang menjadi kebutuhan dasar dan fundamental yang sepatutnya dipenuhi oleh setiap orang. Namun, masih sering ditemukan berbagai permasalahan gizi pada masyarakat di Indonesia.

Peningkatan pemenuhan gizi yang cukup bagi masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk masalah tersebut adalah dengan perbaikan gizi masyarakat. Gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal. Namun sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi.

Wasting adalah bentuk kekurangan gizi yang sangat serius karena dapat meningkatkan risiko kematian dan kesakitan. Indonesia memiliki tingkat kekurangan gizi akut tertinggi keempat di dunia, dengan sekitar tiga juta anak balita mengalami wasting (kurus), diantaranya yakni 1,4 juta anak mengalami sangat kurus (Kementerian Kesehatan, 2013).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gizi kurang pada tahun 2007 sebesar 18,4% kemudian mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 17,9% akan tetapi mengalami peningkatan lagi menjadi 19,6% pada tahun 2013. Pada tahun 2018, kondisi gizi anak telah menunjukkan perbaikan. Perbaikan gizi dilihat dari penurunan kekurangan gizi (underweight) pada anak balita dari 19,6% pada 2013 menjadi 17,68% pada 2018. Penurunan wasting atau anak balita kurus dari 12,12% pada 2013 menjadi 10,19% tahun 2018. Namun masih diperlukan upaya untuk mengurangi angka kekurangan gizi di Indonesia.

Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Pelayanan gizi adalah suatu upaya dalam memperbaiki atau meningkatkan makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.

Setiap orang harus makan-makanan yang beranekaragam dan memenuhi syarat gizi. Menurut panduan umum gizi seimbang (PUGS) susunan hidangan harus terdiri dari nasi, lauk, sayur dan buah-buahan yang secara alamiah sangat tinggi nilainya yaitumakanan pokok sebagai sumber energi, lauk sebagai sumber protein dan lemak, sayuran dan buah sebagai sumber mineral danvitamin.

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan sikap dan tindakan seorang ibu dalam pemilihan makanan yang sehat bagi balita dapat dilakukan dengan program kesehatan masyarakat salah satunya dengan memberikan pendidikan kesehatan. Secara umum, pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan perilaku individu, kelompok atau masyarakat agar mereka berperilaku hidup sehat.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis juga menawarkan sebuah program untuk meningkatkan pendidikan kesehatan ibu dalam mencukupkan gizi anak sehingga dapat menjadi alternatif penyelesaian kekurangan gizi di Indonesia. Program tersebut berupa guiding dan monitoring untuk ibu. Program Guiding berupa pemberian edukasi kepada ibu mengenai pentingnya memberikan gizi yang cukup kepada anak, pemberian edukasi mengenai jenis-jenis makanan yang harus diberikan kepada anak agar kebutuhan gizinya terpenuhi, dan pemberian edukasi pola asuh kepada ibu. Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya.

Program monitoringberupa program untuk mengawasi apakah ibu telah memberikan gizi yang cukup kepada anaknya atau belum. Selain itu untuk meningkatkan kembali kualitas program yang digarap ini, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan dari program ini.

Program ini berupa aplikasi berbasis android sehingga dapat dilaksanakan secara daring dimana hingga saat ini pandemi Covid-19 masih terjadi dan untuk meminimalisir penularan Covid-19. Selain itu program berbasis daring ini juga dapat mempermudah tenaga kesehatan dalam memonitoring perkembangan pemberian gizi yang cukup kepada anaknya.

Program ini juga dapat berupa program pertemuan langsung di posyandu, yaitu dengan mengadakan pertemuan guiding sekali sebulan dan melakukan monitoring setiap 2 minggu sekali. Disamping program berbasis online (daring), program offline (luring) juga diperlukan mengingat tidak semua ibu mampu melakukan guiding dan monitoring secara daring. Tentunya program berbasis offline ini tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dalam program monitoring dan guidingjuga dilakukan pemberian makanan tambahan bagi anak yang menderita kekurangan gizi. Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut. Pemberian tambahan makanan di samping makanan yang dimakan sehari-hari dengan tujuan memulihkan keadaan gizi dan kesehatan.

Dengan program ini diharapkan dapat membantu memberi pemahaman pada orang tua dalam memonitoring pertumbuhan dan perkembangan anak secara mandiri sehingga dapat mengurangi angka kekurangan gizi di Indonesia serta membantu peran posyandu dalam pendokumentasian pertumbuhan dan perkembangan anak. Program ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif intervensi gizi spesifik yang efektif dan berkelanjutan.






DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan PMT pada Balita, Departemen Kesehatan RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Kementerian  Kesehatan  RI,  2013. Profil  Kesehatan  Indonesia  Tahun  2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Komentar

Paling Banyak Dikunjungi

Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan

  Merefleksikan Makna Keadilan dalam Perjuangan Lembaga Kemahasiswaan Oleh Ardyansyah Saputra Basri Selama beberapa tahun belakangan, saya terlibat aktif di organisasi atau lembaga kemahasiswaan fakultas tempat saya mengenyam studi ilmu kesehatan masyarakat. Ada pahaman yang berkembang di kalangan anggotanya, yakni perihal keadilan. Keadilan diartikan sebagai sesuatu hal yang sesuai dengan kadar dan porsinya. Tapi apakah makna keadilan secara luas dapat diartikan seperti itu? jika ditelusuri, ternyata pahaman itu hadir dari hasil dialektika pada proses perubahan konstitusi. Kalau di Yunani Kuno, proses dialektika atau diskusi filosofis itu dilakukan di lyceum, di perkuliahan saya mendapatinya di mubes lembaga kemahasiswaan. Pada dasarnya berlembaga adalah aktivitas berpikir, kita berfilsafat di dalamnya, sejauh yang saya dapatkan. Proses dialektika atau diskusi filosofis ini sebenarnya merupakan metode untuk mendapatkan kebenaran atau pengetahuan. Pada setiap transisi periode kepengur

Merawat Telinga Kita

  Merawat Telinga Kita Oleh : Sabri Waktu kita terbatas, anggapan itu menjadi alasan manusia bertindak selalu ingin jauh   lebih cepat bahkan melupakan setiap proses yang dilalui dan orang-orang di sekitarnya. Melihat waktu sebagai sesuatu yang terbatas atau tanpa batas ditentukan oleh diri kita masing-masing. Kita memahami bahwa hidup kita berada di masa kini akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita dihantui oleh masa lalu dan masa depan. Mendengarkan sesungguhnya merupakan salah satu cara kita menghargai waktu dengan orang-orang di sekitar kita, karena kehadiran seseorang dapat terasa tak ada jika apa yang ingin disampaikan tak didengarkan dengan baik. Maka kemampuan kita untuk mengabaikan sesam a akan terlatih. Apalagi berbagai kebiasaan yang ada saat ini mengajak kita untuk lupa akan pentingnya menciptakan sebuah kehadiran sejati dengan saling mendengarkan. Di antara kita, angkatan, komisaria

Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis

  Falsafah Puasa; Pertanyaan dari Sisi Epistemologis Oleh: Ardyansyah Saputra Basri Tanggal 1 Ramadhan 1443 H atau 3 April 2022 M, tepat pada jam 01.21 WITA suara ketukan palu sebanyak tiga kali berbunyi. Menandakan berakhirnya sidang penetapan program kerja pengurus HmI komisariat kesmas unhas cabang maktim periode 1443-1444 H/ 2022-2023 M. Ucapan syukur hamdalah menghiasi forum rapat kerja yang dilaksanakan secara daring via google meeting, yang berarti bahwa hal yang direncanakan kepengurusan telah dimulai selama kurang lebih satu tahun ke depan. Pada saat yang sama, notifikasi chat grup ramai silih berganti dari pengurus yang baru saja melaksanakan rapat kerja. Pertanyaan mengenai kapan rapat kerja selesai pun beralih menjadi penantian terhadap sahur yang nanti bagusnya makan apa, dengan siapa, dan jam berapa. Sahur pertama ini memang selalu menjadi persoalan, setidaknya dari yang apa saya amati di kultur Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Tidak jarang, beberapa teman yan