Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Terkaman Konsumsi Gadget Sebagai Produk Globalisasi Melawan Degradasi Kebudayaan Nasional

  TERKAMAN KONSUMSI GADGET SEBAGAI PRODUK GLOBALISASI MELAWAN DEGRADASI KEBUDAYAAN NASIONAL Oleh : Aisyah Syamsuddin   Penyebab Lunturnya Kebudayaan         Indonesia adalah suatu negara yang kaya akan kebudayaannya. Begitu banyaknya budaya di Indonesia itu yang membuat bangsa ini beranekaragam. Keragaman budaya Indonesia tidak kurang dari 470 suku bangsa dan 19 daerah hukum adat yang tidak kurang lebih memiliki 300 bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat daerah (Ardiwidjaja, 2018). Selain Bahasa, kebudayaan lainnya yaitu tari - tarian, adat, musik, laut, pulau, dan lain sebagainya juga sangat beranekaragam. Dengan keanekaragaman yang dimiliki Indonesia ini merupakan suatu kebanggaan dan keunggulan yang patut menjadi kebanggaan tersendiri.      Namun seiring dengan perkembangan zaman yang pesat dan adanya arus globalisasi, kebudayaan Indonesia semakin terkikis atau luntur tergerus oleh arus teknologi. Di tengah-tengah arus globalisasi ini budaya kebarat-baratan (west

4.0; Sebuah Dunia Dalam Topeng

4.0; Sebuah Dunia Dalam Topeng Oleh : Fadil Nurmansyah Indonesia adalah Negara yang paling banyak penduduknya ke empat di dunia, setalah Cina, India dan Amerika Serikat dengan total populasi ± 260 juta penduduk dan komposisi etnis masyarakat Indonesia amatlah beragam dengan ratusan ragam suku dan budaya. Sehingga salah satu alasan Bhineka Tunggal Ika menjadi motto Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah diharapkan dapat mencerminkan keanekaan etnis, budaya dan bahasa dapat menjadi satu kesatuan dalam NKRI, dimana keanekaragaman tersebut dapat ditemukan dalam batas-batas Negara yang merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia ini. Dengan banyaknya jumlah populasi penduduk di Indonesia, menurut Nur Falikhah dalam jurnalnya yang berjudul bonus demografi peluang dan tantangan bagi Indonesia mengatakan bahwa pada tahun 2030 nanti Indonesia di prediksi akan mendapat bonus demografi. Secara penataan, bonus demografi dapat diartikan sebagai keadaan jumlah usia yang produktif leb